Berikut kutipan saya dari http://novanmediaresearch.wordpress.com/
Persiraja (Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja) merupakan perserikatan (bond)-nya Kota Banda Aceh. Nama Banda Aceh sendiri merupakan pergantian nama dari Kutaraja sejak tahun 1962.
Nama Persiraja mulai mengemuka pada 1975 ketika berhasil melewati bayang-bayang PSMS Medan di persepakbolaan Sumatra Bagian Utara. Dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) PSSI 1973-1975 tingkat Wilayah I, Persiraja berhasil menjadi juara. (Catatan: dalam media tahun 1990-an, peringkat pertama itu disebut-sebut sebagai juara Divisi I PSSI 1975. Namun, sebagai hasil penelusuran data, NMR menunjukkan bahwa divisi I PSSI mulai digelar sejak 1979).
Pada masa ini (1975) Persiraja memuncaki klasemen akhir dengan mengumpulkan 11 nilai sama dengan PSMS. Hanya saja, Persiraja memiliki gol 31-10 (selisih 21), sedangkan PSMS 26-6 (selisih 20).
Berikut ini ialah klasemen akhir Wilayah I:
Persiraja (Banda Aceh) 7 5 1 1 => nilai 11
PSMS (Medan) 7 5 1 1 => 11
PSL (Langkat) 7 4 2 1 => 10
PS Bangka (Bangka) 7 5 0 2 => 10
PSP (Padang) 7 3 1 3 => 7
PSS (Simalungun) 7 2 1 4 => 5
Persijam (Jambi) 7 0 1 6 => 1
PSBS (Bangkinang) 7 0 1 6 => 1.
Dengan demikian, Persiraja berhak lolos ke Kejurnas PSSI 1975-1978 tingkat Nasional bersama PSMS Medan, PSL, dan PS Bangka. Pada masa ini pula, jatah tim yang lolos bertambah dari 2 tim menjadi 4 tim. Dalam Kejurnas PSSI 1973-1975 tingkat nasional itu sendiri, Persiraja sanggup menempatkan posisinya di babak “8 Besar”.
Dalam kompetisi periode berikutnya, posisi Persiraja semakin meningkat yaitu menempati peringkat ke-5 dalam Kejurnas PSSI 1975-1978 setelah dalam pertandingan perebutan peringkat ke-5 dan ke-6 mengalahkan Persib Bandung 2-1. Gol Max Timisela (Persib) pada menit 10 mampu dibalikkan melalui Bustaman (menit 15) dan Tirmizi (menit 41). Dalam pertandingan yang juga memperebutkan satu tempat di Kejurnas Utama PSSI 1978-1979 (cikal bakal divisi utama PSSI), Persiraja menurunkan formasi pemain: Zain Merdeka (penjaga gawang), Syaiful/M. Nasir, Tablawi, A. Wahab, A. Rani, T. Hermansyah, Tirmizi, Joharudin, Bustaman, M. Daan, dan T. Usman Mahmud/Bachrum.
Namun, sesungguhnya, kemenangan Persiraja ini sempat diprotes pihak Persib. Bahkan PSSI pun belum mau mengumumkan siapa yang menjadi peringkat ke-5 Kejurnas PSSI 1975-1978. Alasannya, menurut kalangan pengurus PSSI, tidak diumumkannya Persiraja sebagai juara ke-5 karena ternyata dalam pertandingan itu Persiraja melanggar “Peraturan Pertandingan Kompetisi Kejuaraan Nasional PSSI” (pada masa itu). Selain itu, pelanggaran itu tidak berujung putusan. Singkat cerita, PSSI hanya dapat meminta maaf melalui suratnya tertanggal 10 Maret 1978. (Kisah lengkap ada dalam “Persib 1986: Lahirnya Kembali Generasi Emas Persib”).
Dalam perkembangannya, Persiraja mengikuti Kejurnas Utama PSSI 1978-1979. Namun, prestasinya kurang bagus. Persiraja menempati peringkat ke-5 dari 5 peserta. Beruntung pada masa itu tidak di-degradasi karena pada kompetisi periode berikutnya PSSI malah akan menambah peserta dari 5 tim menjadi 6 tim. Namun demikian, prestasi Persiraja dapat ditebus pada Divisi Utama PSSI 1980 yaitu:
Persiraja berhasil menjadi juara. Di babak grandfinal, Persiraja menang 3-1 atas Persipura Jayapura, satu-satunya tim promosi dari Divisi I PSSI 1979. Sayang, setelah itu prestasi Persiraja kurang bersinar.
Baca Juga: Persiraja: Pertandingan dan Hasil 1980
ada videonya nggak ?