BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap individu
memiliki karekteristik tersendiri yang berbeda dengan individu lain. Kepribadian
merupakan karekteristik yang dimiliki oleh individu yang menjadi ciri khas
individu tersebut. Kepribadian merupakan keseluruhan cara dimana seorang
individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Sifat-sifat
kepribadian merupakan karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan
perilaku seorang individu. Semakin konsisten dan sering munculnya karakteristik
tersebut dalam berbagai situasi, maka akan semakin mendiskripsikan
karakteristik seorang individu.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian kepribadian?
2. Apa
saja teori kepribadian?
3. Apa
ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat secara umum?
4. Bagaimana
cara mengukur kepribadian yang sehat dan tidak sehat?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk melengkapi tugas mata kuliah
kesehatan mental.
2.
Untuk mengetahui apa kepribadian itu.
3.
Untuk mengetahui apa saja teori
kepribadian itu.
4.
Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri
kepribadian yang sehat dan tidak sehat
5. Untuk
mengetahui bagaimana cara mengukur kepribadian yang sehat dan tidak sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan
terjemahan dari Bahasa Inggirs “personality”. Sedangkan istilah personality
secara etimologis berasal dari Bahasa latin “person” (kedok) dan “personare”
(menembus).
Kepribadian adalah ciri,
karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri
kita. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentuk-bentuk yang
kita terima dari lingkungan misalnya
bentukan dari keluarga pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan dari sejak lahir.
1.
Pengertian
Kepribadian Yang Sehat
Kepribadian yang sehat adalah kepribadian tidak dikontrol oleh
trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Kepribadian yang sehat juga
dapat diartikan sebagai yang seimbang, ceria dan bebas stres. Orang yang sehat
memiliki disiplin diri dan pengendalian diri. Mereka jujur dengan diri mereka
sendiri. Mereka memiliki kemampuan besar untuk memahami orang lain dan mereka
tahu dengan baik bagaimana menghadapi orang. Mereka memiliki iman yang kuat
dalam diri mereka. Mereka selalu mendengarkan pikiran mereka, bukannya
mengikuti mayoritas.
Seseorang yang sehat secara psikologis dan puas mencapai
semua kebahagiaan dan membutuhkan upaya keras untuk melampaui itu semua melalui
proses realisasi diri. Orang sehat tersebut memberi kontribusi besar bagi
kebahagiaan dan kesehatan masyarakat. Orang yang sehat memiliki keunikan
pribadi dalam karakter dan kepribadian
2.
Karakteristik
Kepribadian Yang Sehat
Ada beberapa
karakteristik kepribadian yang sehat, yaitu:
·
Orang dengan kepribadian yang sehat menerima diri
mereka seperti apa adanya, meskipun mereka ingin mengubah bagian dari diri
mereka sendiri.
- Seseorang
dengan kepribadian yang sehat memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan
baik pada siapapun dan dapat memancing kebahagian orang lain.
- Orang dengan kepribadian yang
sehat cukup kreatif.
- Mereka memiliki beberapa kebajikan yang
sangat baik sehingga handal dan dapat diandalkan.
- Mereka
memiliki keyakinan yang besar. Pikiran mereka mencerminkan “mendengarkan”
nurani mereka dan mereka menganggapnya sebagai kebenaran.
- Mereka
selalu waspada, penasaran dan ingin tahu dan sering mencari dan belajar
hal baru.
- Mereka
memiliki sikap positif dan pesona rileks yang membuat mereka cukup ramah
dan populer di mana pun mereka pergi.
- Mereka
memiliki logika yang hebat dan kehadiran pikiran.
- Orang
dengan kepribadian yang sehat ini pemberani.
- Mereka menghargai kepribadian mereka,
tubuh mereka, penampilan mereka, kepentingan mereka dan prestasi serta
keyakinan dan nilai-nilai.
- Mereka
membiarkan diri mereka menjadi percaya dan terbuka pada orang yang tepat.
- Mereka
mampu menikmati keberadaan mereka dengan orang lain, terutama dengan
seseorang dalam hubungan romantis karena mereka menikmati harga diri
yang sehat.
- Ketika
mereka menghadapi perpisahan hubungan atau tragedi pribadi, mereka mampu
keluar dari itu tanpa jatuh ke dalam depresi melumpuhkan.
- Mereka
cenderung untuk melindungi kesehatan mereka, harga diri dan kesejahteraan meskipun
perjuangan, kekacauan dan pengalaman dari masa lalu.
- Mereka
umumnya menerima orang lain sebagaimana adanya.
B. Teori Kepribadian
1. Menurut psikoanalisis
Menurut
teori psikoanalisis kepribadian yang
normal (sehat) adalah:
·
Kepribadian yang sehat menurut Freud adalah jika
individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
·
Hasil dari belajar dalam mengatasi tekanan dan
kecemasan.
·
Kesehatan mental yang baik adalah hasil dari
keseimbangan antara kinerja superego terhadap id dan ego.
2. Menurut behaviorisme
Menurut teori behavior kepribadian yang sehat adalah:
·
Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri,
bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak.
·
Manusia adalah makhluk perespon; lingkungan mengontrol
perilaku.
·
Manusia tidak memiliki sikap diri sendiri
·
Mementingkan faktor lingkungan.
·
Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan
mempergunakan metode obyektif.
·
Sifatnya mekanis mementingkan masa lalu.
3. Menurut humanistik
Menurut
teori kepribadian yang sehat adalah perilaku yang mengarah pada aktualisasi
diri:
·
Mencoba hal-hal baru ketimbang bertahan pada cara-cara
yang aman dan tidak berbahaya.
·
Lebih memperhatikan perasaan diri dalam mengevaluasi
pengalaman ketimbang suara tradisi, otoritas, atau mayoritas.
·
Jujur;
menghindari kepura-puraan dalam “bersandiwara”.
·
Siap menjadi orang yang tidak popular bila mempunyai
pandangan sebagian besar orang.
·
Memiliki tanggung jawab.
·
Bekerja keras untuk apa saja yang ingin dilakukan.
·
Mencoba mengidentifikasi pertahanan diri dan memiliki
keberanian untuk menghentikannya.
4. Ciri-Ciri Kepribadian Yang Sehat Dan
Tidak Sehat Secara Umum
Ø Kepribadian
Yang Sehat :
- Mampu
menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat
menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik
dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu
sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik;
dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara
rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority
complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan
hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi,
tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan
terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara
berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di
lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan
emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara
positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak)
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan
tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan
pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar,
dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian
(wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat
respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi
atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir,
menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan
terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk
menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan
dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam
kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan
orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya
berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang
dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai
kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi)
acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
Ø Kepribadian
Yang Tidak Sehat
- Mudah
marah (tersinggung).
- Menunjukkan
kekhawatiran dan kecemasan.
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi).
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain
yang usianya lebih muda atau terhadap binatang.
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku
menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum.
- Kebiasaan berbohong.
- Hiperaktif.
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas.
- Senang mengkritik/ mencemooh orang lain.
- Sulit tidur.
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun
penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis).
- Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama.
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan.
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani
kehidupan.
5.
Cara Mengukur Kepribadian Yang Sehat Dan Tidak Sehat
Ada
banyak cara mengukur berapa sehat tidaknya kepribadian seseorang yaitu:
·
Neurotisisme: Faktor ini merujuk kepada
kesanggupan orang menanggung tekanan hidup. Orang yang bermasalah adalah orang
yang memiliki tuntutan yang tidak realistik sehingga rawan terhadap stres bila
keinginannya tidak tercapai.
·
Ekstraversi: Faktor ini merujuk kepada
keterbukaan orang dengan dirinya termasuk pikiran dan perasaannya. Ia sanggup
mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan tepat dan bebas sehingga mampu
membangun relasi yang dalam dengan sesama.
·
Openness to Experience: Faktor ini
merujuk kepada semangat untuk hidup dan keterbukaan terhadap pengalaman hidup.
Ia tidak takut pada pengalaman baru,
·
Agreeableness: Faktor ini merujuk kepada
karakteristik yang lembut, baik hati, mudah percaya, ringan tangan, dan pemaaf.
Lawan dari karakteristik ini adalah antagonistik-sinis, kasar, penuh curiga,
sukar kerja sama, mudah marah, dan manipulatif.
·
Conscientiousness (Tanggung jawab): Faktor
ini merujuk kepada orang yang mampu menjalankan hidupnya dengan penuh tanggung
jawab. Ia memiliki komitmen pada kewajibannya dan sanggup memenuhinya. Ia
mempunyai tujuan hidup yang jelas dan target yang dapat dicapainya. Orang ini
tidak mudah menyerah dan berdisiplin diri.
BAB
III
PERMASALAHAN
A.
Contoh
kasus
B. ULASAN
Ulasan teori mengenai kasus di atas adalah sebagai
berikut:
Teori diatas menerangkan bahwa Seseorang
yang memiliki kepribadian yang sehat memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan
baik pada siapapun sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang fatal antara
dirinya dengan pihak lain sebagai contoh pada kasus diatas RS adalah seorang
wali murid yang anaknya menangis maka tiba – tiba ia menampar desni tampa
bertanya dahulu apa yang menjadi permasalahan antara anaknya dan desni.
Prilakunya yang demikian termasuk dengan ciri- ciri orang yang memiliki
kepribadian tidak sehat yaitu Mudah marah dan menunjukkan kekhawatiran yang
berlebihan terhadap orang yang mengganggu keluarganya padahal antara anaknya
dan desni berselisih hanya gara- gata air mineral saja.
Bayangkan
saja seorang wali murid laki- laki yang menampar pipi seorang siswa kelas IV
SD. Dan peristiwa itu terjadi saat pagi hari dan berada dalam lingkungan
sekolah, andaikata saja RS adalah seseorang yang memiliki kepribadia sehat maka
RS akan menemui desni dan menanyakan ada
masalah apa yang terjadi sehingga desni telah membuat anaknya menangis bukan
dengan cara menghakimi orang lain seperti itu.
Dalam teori
kepribadian sehat menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kepribadian sehat
akan berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu, seseorang yang memiliki
kepribadian sehat akan berpikir pantas atau tidak ia melakukan sesuatu.
Dampak dari prilakunya yang menyimpang itu
membuat ia harus masuk dalam sel guna mempertanggung jawabkan perbuatannya
terhadap anak dibawah umur dan yang paling disayangkan lagi hal ini bukan saja
merugikan dirinya namun juga berdampak pada anaknya yaitu LK yang harus
dipindahkan dari sekolah tersebut.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat
dijabarkan kembali tentang simpulan kepribadian, Kepribadian adalah ciri,
karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri
kita. Ada pun kepribadian yang sehat adalah yang seimbang, ceria dan bebas
stres. Orang yang sehat memiliki disiplin diri dan pengendalian diri.
B.
Saran
Diharapkan
kepada calon konselor memiliki sikap dan pribadi yang sehat, agar calon
konselor dapat membentuk karakter yang ideal bagi konselinya. Adanya sikap dan
pribadi yang sehat di dalam diri calon konselor maka dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan bagi konselinya untuk dapat mengembangkan semua kemampuan
kodrati konseli, baik sikap, perilaku, emosi dan perlu diciptakan faktor lingkungan dan
kepribadian yang sehat yang saling mendukung.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki,
Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Hall.S.C,lindzey.G(1993).psikologi
kepribadian 2. Yogyakarta: kanisius.
Http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/kepribadian-sehat-ditinjau-dari.html.