BAB III
LANDASAN TEORI
A. TRAUMA SECARA UMUM
1. Pengertian Trauma
Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami oleh seseorang. Para Psikolog dan konselor menyatakan trauma dalam suatu istilah berarti suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah yang sangat sering kita dengar disebut post-traumatic syndrome disorder.
Trauma secara umum menggambaran situasi dimana seseorang sangat menakuti peristiwa tersebut terjadi lagi dalam hidupnya. Dan luka yang disebutkan dalam trauma yaitu luka secara psikologis yang tak dapat dilihat dengan mata secara gamblang namun luka tersebut membekas dalam perasan seseorang dan sangat sulit untuk dibuang begitu saja(penulis)
2. Macam – Macam Trauma
Trauma dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Truma fisik
Yaitu sejenis kerusakan yang diakibatkan oleh suatu peristiwa yang meningkalkan bekas secara fisik. Contoh:
· Kecelakaan,memar, luka, dan pendarahan
· Bekas pukulan
· Bencana yangmengakibatkan seseorang kehilangan harta benda keluarga
b. Trauma psikologis
Yaitu kerusakan yang terdapat dalam jiwa seseorang yang terjadi disebabkan oleh sesuatu peristiwa traumatis dan meninggalkan pesan negatif dalam pikirannya. Contoh :
· Pelecehan seksual
· bencana banjir
· bencana tanah lonsor
· bencana tsunami
· Bencan angin
· Kecelakaan lalulintas
· Kecelakaan dalam air
· Kekerasan
· Ancaman /sesuatu peraturan yang berada diluar logika
· Kebakaran
· Konflik
· Dll
Dalam diri seseorang terdapat stimulus respon yang berbeda beda antara satu dan lainnya karena dalam diri seseorang terdapat kemampuan untuk mengatasi trauma pada setiap individu. Sesuatu yang berperan untuk mengatasi trauma dalam diri seseorang terletak pada bagaimana cara ia mempelajari dan mengelola emosi dan seseorang belajar pertama kali mengelola emosi adalah pada keluarganya. ( Jhon ghottman, KMAMKE)
3. Penyebab Trauma
Ada dua faktor yang menyebabkan trauma yaitu:
a. Faktor internal (psikologis)
Bentuk dari kekacauan mental yang terjadi pada seseorang yang mengalami trauma merupakan totalitas dari kesatual ekspresi jiwa seseorang yang telah berkombinasi dengan faktor- faktor kausif sekunder. Sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang dalam mengatasi kondisi- kondisi yang berada dalam luar dugaan dan harus dijalaninya sehingga seseorang tersebut menunjukkan sikap yang tidak sejarnya atau tingga laku diluaf normal.
Dan sebab timbulnya trauma antara lain yaitu:
· Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan orang tersebut merasa tidak percaya diri
· Perbedaan norma yang berlaku dan norma yang dipegang dalam prinsip hidup sehingga menimbulkan konfik dalam diri
· Pemahaman yang salah erhap pandangan mengenai sesuatu
· Memandang diri sangat rendah dan tak dapat menjalani sesuatu
Dalam kekacauan mental yang berkecambuk didalam diri seseorang sehingga mendorangnya pada arah:
· Positif
Apabila sesuaatu yang terjadi dalam diri seseorang menjadi sesuatu pembelajaran yang menjadi motivasi untuk berkembang hingga dapat memajukan dirinya dalam segala bidang. Atau kejadian tersebut di ambil hikmah dan menjadi tauladan agar tak teulang lagi
· Negatif
Apabila trauma yang terjadi pada diri seseorang tidak dapat dihilangkan dan orang tersebut menjadi frustasi sengga menggangu aktifitas yang dalam dilakukan dengan sewajarnya dan dapat menjadi tekanan dalam menjalani aktifitas untuk mencapai cita – cita.
· Contoh dari dorong naluri dalam diri seseorang
- Agresi
Yaitu meluapkan rasa emosi yang tidak terkendali dan cenderung melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang lain.
- Regresi
Yaitu pola reasi yang primitif atau kekanak- kanakan seperti menangis dan menjerit
- Fiksasi
Pembatasan pada suatu pola yang sama ( seperti membisu , memukul dada , dll)
- Proyeksi
Melemparkan atau mengkambing hitamkan orang lain terhadap sikap sendiri yang bersifat negatif
- Indentifikasi
Menyamakn diri dengan orang lain yang sukses dalam imajinasinya. Seperti kecantikan bintang film
- Narsisme
Yaitu perasaan lebih dari orang lain
- Autisme
Yaitu menutup diri dari dunia luar dan tidak puar dengan fantasinya sendiri
b. Faktor eksternal (fisik)
Penderita trauma lebih banyak terdapat dalam lingkungan yang telah maju dan moderen seperti kota kota besar karena banyak memberikan antangan dalam kehidupan yang relatif berat dan selalu memberikan persaingan satu sama lain untuk mencapai kenikmatan dalam hidup. Dan pada umumnya anak- anak remaja belum dapa berhasil untuk melewati itu semua. Adapun faktor yang terlibat antara lain yaitu:
1. Faktor orang tua dalam bersosialisasi yang berperan dam kehidupan keluarga, sehingga terjadinya penganiayayaan yang menjadikan luka atau truma fisik
2. Kejahatan atau perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang mengakibatkan trauma fisik dalam bentuk luka pada badan dan organ tertentu pada orang tersebut.
4. Gejala Yang Tampak Pada Penderita Truma
Penderita trauma biasanya menghindari tiap hal yang memicu timbulnya ingatan akan penyebab trauma. Jika mereka melihat pemicu apapun jenisnya maka mereka akan panik dan marah – marah. Beberapa gegaja yang dapat kita perhatikan dilihat dari berbagai aspek antara lain:
a. Fisik
Sesak nafas ,gangguan pencernaan , mudah sakit, mudah lelah
b. Kognitif
Sering melamun, pandangan kosong , terus menerus di bayangi oleh kejadian yang merugikan dirinya baik secara fisik maupaun secara material, tidak bisa fokus terhadap sesuatu susah berkonsentrasi , dan tidak dapat menganbil kepusan secara mandiri.
c. Emosi
Sering merasa cemas, ketakuatan , sering merasa bersalah, dan malu, mudah putus asa, merasa tidak berdaya, depresi, sering mimpi buruk, mudah marah, merasa tertekan, hilangnya kepercayaan , merasa sedih yang berlarut- larut
d. Tingkah laku
Menurunnya aktifitas fisik , sering melamun , murung , duduk berjam- jam dengan tatapan yang kosong , perilaku repretitip( berulang- ulang).
e. Sosial
Memisahkan diri dari lingkungan , menyepi, bertindak agresif, selalu berperasangka buruk terhadap sesuatu,menimbulkan konfik dengan lingkungan ,merasa ditolak atau merasa sangat dominan dalam suatu kelompok.
5. Dampak Trauma
Pengalaman traumatik yang sudah mengguncang stuktur kehidupan sampai kedasarnya akan membuat individu yang mengalami traum a memikirkan masa kini dan masa depan melaika secartidak lagi permanen kehidupan yang dijalaninya terserap memikirkan masa lalu. (freud: 303)
Dan trauma menimbulkan dampak sebagi berikut
- Kehilangan minat pada aktifitas rekreasi
- Sulit berkonsentrasi saat guru menjelaskan pelajaran
- Waspada yang berlebihan
- Menjalani hidup secara tidak normal
- Ketakutan yang diluar logika sehat
Trauma dapat berakibat buruk bagi setiap individu khususnya pada otak ank yang pada akhirnya akan menciptakan suatu tingkah laku yang berada diluar kewajaran tan tingkahlakunya berada diluar aturan norma yang berlaku. Semua itu berdampak buruk terhadap pencapaian aktifitas baik secara sosial maupaun seraca kognitif.
Trauma pada anak sangat perlu diwaspadai karena anak memiliki 3 sifat dasar yang dominan yaitu:
- Sifat tape recorder
Yaitu anak bisa merekam apapun yang ia dapatkan
- Sifat reseptif
Anak dapat dengan mudah menerima apapun ag ia dengan tampa menyaringnya terlebih dahulu
- Sifat meniru
- Anak cenderung mengikuti tindakan atau kebiasaan yang sudah di terimanya sebagai ssuatu yang wajar.
Oleh sebab itu maka didiklah anak dengan sikap yang disiplin bukan dengan cara kekerasan karena kediplinan itu bukan berarti kekerasan. Dan kedisplinan itu dimulai dari diri kita sendiri.
6. Cara mengatasi Trauma
Adapun cara mengatasi trauma antara lain yaitu:
· Menerima keadaan
Inilah langkah awal kita untuk menagatasi trauma yang mengganggu kehidupan kita langkah awalnya adalah kita harus bertawakal dan menerima apa yang telah terjadi pada diri kita dan tak akan dapat kembali seperti sedia kala namun kita harus melakukan perubahan dalam diri kita agar tidak terpuruk dalam kesengsaraan.
· Tidak mengingat kembali
Jangan pernah mengingat kembali apa yang telah terjadi maka bersikalah secara positif anggaplah apa yang telah terjadi merupakan suatu cobaan yang berguna utuk menjadikan diri kita agar lebih dewasa dan dapat naik dalm level selanjutnya.
· Pelajaran hidup
Pengalaman ialah sesuatu guru dalam kehidupan seseorang. Pengalaman yang sangat sering kita ingat adalah pengalam yang menyebabkan kegagalan dalam hidup kita karena dengan kegagalan maka diri kita akan mencoba meghindar secara reflek dan mencoba yang lebih baik lagi dari sebeumnya. Perwujudan ini berupa pelajatan yang posif dan menjadikan hidup yang optimis.
· Belajar mengatur emosi
Mengendalikan emosi ialah kunci dari permasalahan kita kali ini tak banyak orang yang dapat menendalikan emosinya secara baik dan benar. Benar disini berarti terarah dan terkontrol. Artinya seseorang harus dapat mengontol apa yang dapat dilakunkankan agar tidak berlebihan.
· Belajar percaya
Belajarlah percaya terhadap sesuatau. Artinya percayalah dengan takdir yang telah ditentukan ALLAH karena tak ada satupun yang luput dari kehendaknya. Jadi sekuat apapun kita menghindari sesuatu hal pasti akan terjadi juga namun sebagai makhluk ALLAH kita di anjurkan untuk berusaha dan berdo’a. Selanjutnya apapun yang terjadi adalah takdirnya.
· Proses terapi
Proses terapai adalah hal terakhir yang bisa kita coba setelha kita mencoba sendiri tampa bantuan medis. Karena terapai bukan lah sutu yang dapat dilakukan oleh sembarangan orang maka dibutuhkan seseorang yang berhak melakukannya ialah psikiater dan konselor yang telah terlatih.
B. TRAUMA KARENA KECELAKAAN
1. Pengertian
Trauma yang disebaban karena kecelakaan yaitu sebuah perasaan takut yang berlebihan menekan jiwa seseorang untuk tidak mendekati sesuatu yang berhubungan langsung dengan suatu peristiwa yang sangat dekat kemiripannnya dengan peristiwa yang membuat dirinya terluka/ cedera. Peristiwa tersebut bisa saja terjadi dimanapun dan peristiwa yang menyebabkan trauma ialah peristiwa yang tidak direncanakan/ terjadi secara tiba – tiba dan diluar dugaan. Efek dari peristiwa tersebut juga bukanlah suatu hal yang sepele atau biasa saja namun peristiwa tersebut dapat berupa kejadian yang sangat luar biasa bagi diri seseorang bahkan dapat mengancam keselamatan atas jiwanya juga terkadang menyebabkan seseorang harus kehilang orang yang ia sayang seperti anggaota keluarga, sahabat terdekatnya atau orang yang paling ia sayangi.
2. Gejala Trauma Tenggelam
Gejala yang tampak pada konseli yang mengalami trauma akibat tenggelam yang ditampakkan adalah sebagai berikut:
- Mengingat kejadian trauma berkali-kali
- Mimpi buruk yang mengecewakan atau menakutkan, seakan berada pada saat yang sama saan peristiwa yang mengakibatkan trauma
- Berprilaku atau mempunyai perasaan seperti kejadian trauma terjadi lagi
- Merasa cemas saat mendekati lokasi yang mirip/ serupa dengan kejadian
- Sakit kepala, sakit perut, cepat lelah dan sakit-sakit yang sebelumnya tidak ada.
- Nilai olahraga menurun khususnya di bidang renang
3. Ciri – Ciri Prilaku Yang Ditunjukkan
- Sering mengalami mimpi buruk
- Merasakan pikiran – pikiran yang menakutkan tentang kejadian yang pernah dialami
- Berusaha menghindari segala sesuatu yang mengingatkan pada kejadian
- Merasa dingin secara emosional
- Sulit tidur
- Kehilangan minat pada aktifitas rekreasi yang biasa dilakukan apalagi rekreasi yang berlokasi dekat air
- Sulit berkonsentrasi saat guru menjelaskan tentang air ataupun olahraga renang
C. LAYANAN YANG DIGUNAKAN
a. Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompokmadalah suatu upaya konselor menbantu memecahkan masalah – masalah yang dialami oleh masing- masing anggota kelompok atau permasalahan yang ditetapkan oleh anggota kelompok atau permasalahan yang ditetapkan oleh konselor, melalui kegiatan kelompok agar tercapaikan perkembangan yang optimal
Tahap pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu : tahap perkenalan ,tahap pengalihan. Tahap kegiatan dan tahap pengakhiran
Metode yang digunakan ialah metode diskusi kelompok dimana anggota kelompok mesing – masing memprerolah kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama- sama.
Kegiatan pendukung yang dapat digunakan adalah himpunan data yang meliputi data – data konseli serta data yag terlibat dalam proses konseling konferensi kasus.
b. Konseling individual
Konseling individual adalah suatu upaya konselor membantu konseli dengan tatap muka secara langsung yang membahas peemasalahan yang dialami oleh konseli. Konseling individual dapat dilakukan kapanpun oleh seorang konselor namun biasanya layanan ini dilakukan oleh seorang komselor ketika permasalahan yang dihadapi oleh konseli bersipat sangat mendalam dan sangat rahasia sehingga tak ingin diketahui oleh orang lain
Metode yang digunakan ialah konseling elkektif dan direktif, diman konseling berpusat pada konseli ataupun konselor, kedua komponen ini sanagt berperan untuk kelancaran proses konseling.
Kegiatan pendunkung yang dapat digunakan adalah himpunan data dan aplikasi instrumen.
c. Orientasi
Orientasi berarti tatapan kedepan kearah dan tentang sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini,layanan ini,layanan orientasi bisa bermakna suatu layanan terhadap siswa baik disekolah maupun dilingkung sosial yag berkenaan dengan tatapan kedepan kearah dan tentang sesuatu yang baru. (prayitno,2004.bk di sekolah& madrasah)
Metode yang dapat digunakn ialah dengan menggunakan metode diskusi agar semua konseling dapat berpartisipasi dan dapat bertatap muka langsung antara konseli dan konselor dan Format yang dapat dilaksanakan dengan format klasikal.
Kegiatan pendukung yang dapat digunakan dengan menggunakan aplikasi instrumen untuk melihat seberapa aktif konseli berpartisifasi dalam kegiatan tersebut.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. KEGIATAN SECARA KESELURUHAN
No
|
Tanggal Kegiatan
|
Kegiatan
|
1
|
5 november 2012
|
Observasi konseli dengan guru BK
|
2
|
25 november 2012
|
Melakukan wawancara individual
|
3
|
26 november 2012
|
Melaksanakan layanan bimbingan kelompok
|
B. RPBK (TERLAMPIR)
C. PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh konseli yang mengalami trauma maka praktikan perlu memperoleh data dari guru BK melalui wawancara konseling.
Hasil wawancara guru BK sekolah tersebut memberikan saya informasi tentang data data siswa yang bermasalah. Jadi praktikan dan guru mencari konseli trauma dari data siswa. Data siswa yang dilmiliki oleh konselior sekolah tersebut sangatlah memadai karena dalam catatannya menyimpan segala permaslah pada peserta didik baik itu bersifat insidental maupun bukan insidental
Maka dari pencarian tersebut kami menjumpai beberapa anak yang tergolong konseli trauma . namun jenis trauma yang mereka hadapi kebanyakan disebabkan oleh trauma dalam menjalin hubungan sosial baik itu dengan teman biasa maupun dengan teman lawan jenis, ada jug trauma yang disebabkan oleh ketidak selarasan antara disiplin pihak pengajar dan pola tingkah lakunya yang tidak sesuai sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara salah satu peserta didik dan guru hingga menimbulkan truma pada peserta didik.
Namun yang paling menarik menurut praktikan ialah suatu kasus trauma pada salah seorng peserta didik yang berada di kelas X karena ia melalami trauma yang disebabkan karena ia pernah tenggelam dan sampai dirawat di rumah sakit dalam beberapa hari.
D. ANALISIS KONSELI TRAUMA
Analisis kasus konseli trauma menggunakan study Kasus
Hasil wawancara
1. Pendekatan awalan
Konseli dipanggil keruang BK , lalu praktikan berterima kasih atas kesedian kolseli datang dan praktikan memperkenalkan diri juga tak lupa menjelas tujuannya memanggil konseli tersebut. Dan praktikan langsung menanyakan kepada konseli apa yang dirasakan konseli saat ini.
2. Tinjauan awal kasus
Konseli merpakan siswa kelas x yang memiliki cita- cita menjadi atlit renang, dengan dukungan orang tua Ki selalu berlatih sekuat tenaga dan iapun tak lupa untuk berdo’a namun pada suatu saat Ki pergi bersama teman – temannya untuk berlibut di tempat pemandian air terjun disanan Ki dan teman temannya bersuka ria berenang kesana kemari namun tiba- tiba salah satu teman Ki terbawa arus dan Ki pun berusaha untuk menolong karena antara teman – teman Ki hanya Ki yang mahir berenang namun tampa disengaja Ki tersandung saat telah menyelamatkan temannnya dan iapun tenggelam dan tak sadarkan diri.sejak saat itu Ki tidak lgi berani untuk bereng dan untuk melihat air yang banyak saja Ki terasa takut.
3. Pemahaman masalah
Setelah penggalian masalah maka konselor menemukan pendekatan melalui empat dimensi yaitu:
a. Dimensi individual
- Coba ceritakn bagaiman kejadian itu terjadi?
- Bagaiman perasaan RA setelah kejadian ?
- Bagaiman dengan kelanjutan cita cita RA?
b. Dimensi sosial
- Bagaimana tanggapan orang tua RA mengenai RA yang tak ingin Berlatih lagi?
- Bagaimana sikap RA dengan teman temannya?
- Apakah RA pernah berkonsultasi maslah ini pada orang terdekatnya?
c. Dimensi moral
- Bagaiman cara RA menolak ajakan teman teman berekkreasi?
d. Dimensi religius
- Bagaiman dengan shallat RA?
- Apakah RA sering berdoa agar terlepas rasa takut melihat ait yang besar?
- Apakah RA masih sering berdoa agar cita citanya tecapai?
4. Penyikapan
Dalam penyikapan konselor sangat menunjukkan rasa keperihatinan dan rasa merasakan permaslahan,memahami perasaan konseli dan merespon perasaan yang ditunjukkan dan akhirnya konselor menyimpulkan prilaku negativ yang di timbulkan KI antara Lain:
- Merasa putus asa dengan cita –cita nya
- Sering mimpi buruk terkenang kejadian tersebut
- Tidak ingin untuk mendekati air yang bayak
Permasalahan yang terjadi pada diri KI adalah bagaimana agar dapat memberanikan diri lagi untuk berenang ditempat berenang seperti kolam renang yang besar sehingga ia dapat mencapai cita cita nya sebagai atlit renang.
5. Penyelesaian
Pada saat tahap pengentasan masalah konselor menyarankan agar konseki mau menyelesaiakn masalahnya ini secara bersama sama dengan temannya dalam suatu layannan dalam dimensi kelompok sehingga dapat membantunya untuk keluar dari permaslahannya tersebut.
E. LAYANAN BKP
1. TATA PELAKSANAAN LAYANAN
a. Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu upaya pemberian bantuan pada konseli untuk memecahkan masalah yang sering terjadi dan yang di laksanankan melalului kegiatan kelompok.
b. Tahapan Bkp
- Tahap pembentukan
· Mengucapkan terimakasih kepada anggota kelompok
· Berdo’a
· Menjelaskan pengertian Bkp dan tujuan dilaksanakan
· Menjelaskan cara pelaksaan dan asas
· Perkenalan
· Melakukan permainan
- Tahap peralihan
· Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya
· Menanyakan kesiapan peserta kelompok
· Membahas sussana
· Meningkatkan partisipasi peserta
· Kembali keaspek prtama jika diperlukan
- Tahap kegiatan dengan topik tugas
· Pemimpin menjelaskan satu topik atau masalah yang akan di bahas
· Penjelasan singkat dari pemimpin kelompok tentang topik yang akan di bahas
· Pendiskusian mengenai aspek yang akan dibahas dalam topik tersebut
· Anggota membahas topik yang diberikan pemimpin kelompok
· Selingan(jika dibutuhkan)
· Penyimpulan hasil topik
- Tahap peng akhiran
· Pemimpin kelompok memberi isyarat bahwa kegiatan akan di akhiri
· Anggota mengemukakan kesan dan hasil kegiatan
· Mengemukakan pesan dan harapan
· Berdo’a
· penutup
2. MATERI (TERLAMPIR)
3. HASIL LAYANAN
· Semua anggota kelompok mengetahui penyebab munculnya trauma,termasuk konseli yang menjadi sasaran.
· Semua anggota kelompok mengetahui cara untuk mencengah trauma agar tidak mengganggu kehidupan
· Semua anggota kelompok mengetahui pengaruh trauma terhadap hubungan antar teman.
· Anggota kelompok tahu bagaiman cra yang semestinya untuk membantu teman yang menderita trauma.
· Semua anggota kelompok menunjukkan rasa kepedulian terhadap temannya yang mengalami trauma ,begitu juga yang di lakukan oleh konseli yang menjadi sasaran praktikan.
4. PENILAIAN (terlampir)
5. ABSENSI(TERLAMPIR)
F. EVALUASI
Laiseg :
· Tampak ketenangan dalam diri konseli yang di tandai dari ekspresi wajah konseli.
· Mendapatkan kepercayaan bahwa teman dapat mengerti dengan maslahnya dan akan selalu mendukungnya
· Mendapatkan solusi dari anggota kelompok lainnya secara tidak langsung dan tanpa di sadari
· Timbulnya rasa keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya ketika menghadapi suatu permasalahan yang sedang dialaminya.
· Timbul rasa percaya diri pada diri konseli untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialaminya.
BAB IIV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian Konseling Populasi Khusus adalah Upaya dalam proses membantu kelompok khusus/ tertentu yang dilakukan oleh seorang professional berdasarkan dinamika permasalahannya dalam rangka memecahkan masalahnya,dan mengembangkan potensi secara lebih optimal untuk kehidupan yang mandiri dan bahagia.
Dalam layanan ini praktikan mengambil salah satu sample dari konseli trauma yaitu trauma yang disebabkan oleh kecelakaan dalam air (tenggelam). Trauma yang di alami oleh konseli sangat mengganggu konsentrasinya dalam perkembangannya saar meraih masa depan oleh karena itu diharapkan dengan adalah perhatian khusus ini konseli dapat terhindar dari perasaan trauma.
Setelah dilaksanakan wawancara individual dan program layanan bimbingan kelompok maka diketahui bahwa :
1. Siswa/ siswi kelas IX-4 sangat menbantu dalam kegiatan bimbingan kelompok dan peran serta mereka dalam kegiatan ini sangat bermamfaat mendorong temannya agar dapat terlepat dari perasaannya terhadap trauma
2. Konseli yang mengalami trauma sangat terbuka baik dalam forum bimbingan maupun saat wawancara individual walaupun pada awalnya ia sangat pemalu
3. Konseli paham apa yang harus dilakukan untuk membuat perasaan traumanya menghilang
4. Teman – teman konseli juga mengerti apa yang seharusnya mereka lakukan untuk dapat membantu konseli.
B. SARAN
Penulis memiliki beberapa saran selama Praktik Lapangan yaitu :
a) Mahasiswa praktikan harus sangat di siplin selama praktik berlangsung agar terbiasa untuk masa yang akan datang
b) Sesama mahasiswa praktikan hendaknya selalu menjaga kekompakan serta saling bantu membantu dan bermusyawarah dalam menghadapi masalah-masalah lingkungan sekolah dan kampus.
c) Pentingnya interaksi yang harmonis dengan kepala sekolah, guru-guru serta semua staf sekolah yang ada untuk memperlancar proses kegiatan
d) Pola Bimbingan oleh guru pamong yang selama ini dilakukan patut di pertahankan, dan penghargaan serta perhatian terhadap praktikan juga perlu terus di tingkatkan.
Mahasiswa praktikan seharusnya dapat menyimpan pelajaran yang sangat berharga ini dengan baik agar dapat bermamfaat saat ketika menjadi pendidik yang kebenarnya kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Badran, Amru Hasan. 2005. Bagaimana mengatasi Rasa Takut. Jakarta : Cendikia Sentra Muslim
Gottman Ph d. Jhon, John. Declaire. Kiat – kiat membesakan Anak untuk Memilki Kecerdasan Emosional. Jakarta : Bandar Pustaka
Nevid, Jeffry S. Dkk. 2005. Psikologi Abnormal edisi kelima jilid 2. Jakarta : Erlannga
http: // blog.tugas.saya/penyebab trauma. Html . Juni 2010. Diakses 1 Oktober 2012
http: //psikologi.trauma/ artikel trauma dapat di hilangkan. Html. Juni 2009. Diakses 1 Oktober 2012
http: //tugas konseling/konseling populasi khusus. Html. Juli 2010. Diakses
Leave a comment