Letung, Jemaja.
Sebuah kisah dari negeriku, Negeri aceh yang konon bersyariat, yang damai mempesona, tercabik peluru. Seakan akan peluru adalah santapan favorit dari masyarakatku.
Awal kisah tentang peluru dimainkan disaat belanda merasuk ke negeri tercinta, negeri ini menangis. Mesjid Raya yang agung memerah karena darah dan api. Serta kemarahan Masyarakatku yang membara didada.
Kisah peluru berlanjut, DI/TII. Tuanku Daud Bereuh mengobarkan semangat jihad. Walau peluru tidak berdesing lama, diakhiri dengan tipu daya, maka kisah ini juga mestinya dicatat dalam buku perjuangan rakyat.
Kisah terlama dari desingan peluru yang mencabik negeri indah ini, terjadi dalam kurun waktu 1976-2005. Waktu yang panjang dari balutan-balutan luka yang mencabik negeri. GAM memulai kisah peperangan merebut kekuasaan dari pemerintah indonesia. Pemerintah pun memberi begitu keras perlawanan, begitu banyak pembantaian terjadi, entah oleh pihak mana, namun dengan seringnya terjadi, seakan nyawa tiada harga. Peluru menjadi jawaban tiap-tiap masalah yang terjadi.
Sekarang, Pada masa kini, terjadilah kisah terpahit diantara semua kisah yang pernah terjadi di aceh. Kisah penembakan misterius yang sangat menghujam jantung kita. Saat kita terbawa pada asa kedamaian, saat kita terbawa pada asa kebersamaan, yang terjadi adalah desingan peluru kembali mencabik negeriku.
Pahit, kawan. Saat sesama saudara saling berbicara dengan peluru, apalagi yang kita harapkan dari kebanggaan menyandang nama Aceh? Tidak ada lagi Aceh, tidak ada lagi seramoe mekkah, Nanggroe Syariat? Semua hanya menjadi kenangan, dan sekarang berganti dengan Kisah Negeri Tercabik Peluru.
Sebuah kisah dari negeriku, Negeri aceh yang konon bersyariat, yang damai mempesona, tercabik peluru. Seakan akan peluru adalah santapan favorit dari masyarakatku.
Awal kisah tentang peluru dimainkan disaat belanda merasuk ke negeri tercinta, negeri ini menangis. Mesjid Raya yang agung memerah karena darah dan api. Serta kemarahan Masyarakatku yang membara didada.
Kisah peluru berlanjut, DI/TII. Tuanku Daud Bereuh mengobarkan semangat jihad. Walau peluru tidak berdesing lama, diakhiri dengan tipu daya, maka kisah ini juga mestinya dicatat dalam buku perjuangan rakyat.
Kisah terlama dari desingan peluru yang mencabik negeri indah ini, terjadi dalam kurun waktu 1976-2005. Waktu yang panjang dari balutan-balutan luka yang mencabik negeri. GAM memulai kisah peperangan merebut kekuasaan dari pemerintah indonesia. Pemerintah pun memberi begitu keras perlawanan, begitu banyak pembantaian terjadi, entah oleh pihak mana, namun dengan seringnya terjadi, seakan nyawa tiada harga. Peluru menjadi jawaban tiap-tiap masalah yang terjadi.
Sekarang, Pada masa kini, terjadilah kisah terpahit diantara semua kisah yang pernah terjadi di aceh. Kisah penembakan misterius yang sangat menghujam jantung kita. Saat kita terbawa pada asa kedamaian, saat kita terbawa pada asa kebersamaan, yang terjadi adalah desingan peluru kembali mencabik negeriku.
Pahit, kawan. Saat sesama saudara saling berbicara dengan peluru, apalagi yang kita harapkan dari kebanggaan menyandang nama Aceh? Tidak ada lagi Aceh, tidak ada lagi seramoe mekkah, Nanggroe Syariat? Semua hanya menjadi kenangan, dan sekarang berganti dengan Kisah Negeri Tercabik Peluru.
Leave a comment