Surat Balasan Untuk Bunda

Dear Bunda.
Sudah hampir setengah tahun ayah berada jauh dari bunda. Jauh, walau masih beratap langit yang sama. Jauh, walau masih berselimut angin yang sama. Dan jauh, walau kita selalu berkomunikasi. Apalah arti sepuluh duapuluh sms yang terkirim, jika wajah tak berjumpa.
Bunda, ayah mohon maaf jika ini adalah surat pertama yang ayah kirim untuk bunda semenjak ayah disini. Maaf juga jika semua surat bunda hanya ayah balas dengan satu surat ini. Dan maaf juga jika surat yang ayah kirim hanya berupa postingan ayah di blog sederhana ini. Berbeda dengan semua surat bunda.
Pertama ayah mau bilang makasih banget untuk bunda. Semua surat bunda adalah pelepas rindu ayah. Dengan surat bunda, ayah merasa dekat kepada bunda. Semua surat bunda ayah tempel didekat cermin. Setiap hari ayah melihatnya. Dan ayah merasa bahagia dengannya.
Ayah juga terimakasih atas nasehat bunda. Ayah jalanin semuanya. Jangan lupa shalat, jangan lupa zikir, sering-sering baca al-qur’an, jangan telat makan, jangan makan mie instan terus, jangan telat tidur, terus, bangun jangan telat agar bisa buat kopi sendiri. Hehehehe, percaya tau tidak, hanya yang terakhir yang ayah tidak lakuin. Ya, karena ayah minum kopi, dibuatin sama pesuruh disekolah. Yang lain semua ayah lakuin. Setiap selesai shalat magrib, ayah selalu zikir, do’a serta baca al-quran. Memang, kadang hanya satu halaman saja ayah baca.
Bunda, ayah juga sedih, jika baca surat bunda yang menyatakan bahwa bunda terkadang sampai lupa makan, karena bunda nungguin ayah makan siang bareng. Maafin ayah ya, maafin ayah karena ayah tidak pernah lagi bisa makan masakan bunda yang sangat enak. Ayah sangat kepingin makan. Apalagi berdua bunda. Namun yang ayah lebih ingin, bunda tetap makan, agar bunda tetap sehat dan saat ayah pulang nanti, bunda bisa tungguin ayah dibandara.
Bunda. Disini, apa yang ayah alami, tidak jauh berbeda dengan bunda. Ayah selalu berharap, jika saat ayah membuka mata ayah di pagi hari, maka disamping ayah ada bunda. Namun, saat ayah sadari tidak ada bunda, ayah jadi ingin terus menutup mata ayah, sehingga ayah tetap bisa melihat bunda. Walau hanya mimpi saja.
Bunda benar, setahun bukan waktu yang sebentar. Tapi lama sangat. Ayah teringat sewaktu menyusun skripsi, dua tahun berlalu tampa terasa, tiba-tiba ayah tersadar sudah 6 tahun kuliah. Namun sekarang? Setahun saja terasa begitu lama. Jika dulu ayah merasa setahun dengan lama, seperti ayah rasa sekarang, mungkin ayah bisa lulus dalam waktu empat tahun setengah saja.
Namun, walau bagaimana juga, ayah mau bunda bertahan. Kita telah melewati setengah tahun pertama dengan baik. Tak akan sulit melalui setengah tahun tersisa dengan baik juga. Bunda, ayah mau selama setengah tahun yang berat ini, bunda dapat menyelesaikan skripsi bunda dengan baik. Sehingga bunda tidak terlalu memikirkan keberadaan ayah yang jauh ini. Bunda, saat ayah pulang nanti, ayah harap bunda telah menjadi sarjana. Chumlaude. Amien.
Bunda, perasaan hati ayah tak akan berganti. Ayah selalu mencintai bunda. Tunggu ayah ya, jangan pernah jemu dengan rindu ini. Seperti yang pernah bunda tuliskan dalam surat bunda.

Salam Cinta.

Ayah
These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment

Desing Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | Free PSD Graphics